Untuk kamera analog (Kamera Film) tentu saja membutuhkan
film untuk media menangkap gambar. Untuk guide kali ini, gue akan bahas apa
saja jenis film yang umumnya tersedia dan bagaimana cara memilih jenis film
yang tepat untuk kamera analog yang kalian miliki.
Apa saja jenis film yang biasanya dipake sih?
Sebenarnya banyak sekali tipe-tipe film yang ada dari jaman
dulu hingga sekarang, dari jaman nenek moyang sampe jaman cabecabean, namun di
jaman cabecabean sekarang, ada 3 format film yang masih dipakai atau sering
dipakai oleh para lomographer maupun fotografer analog. 3 format itu adalah :
Film 135
Film ini paling banyak dipakai karena dapat ditemukan dengan
mudah (Susah-susah dikit yang penting usaha) dengan rate harga lumayan murah
(25.000-200.000(Tahun 2014)) dengan range merk yang bermacam-macam mulai dari
Kodak, Fuji, Agfa, Ilford dan Lomography. Jangan juga tertukar membeli
film-film dengan vitamin c di apotek-apotek terdekat.
Film 120
Film ini juga biasa atau pada umumnya disebut dengan sebutan
film Medium Format. Film ini biasanya dipakai oleh para professional fotografer
untuk pekerjaannya. Kamera-kamera yang dapat memakai film ini pun kamera-kamera
professional yang harganya lumayan :p . film 120 mempunyai rate harga yang
lumayan mahal (40.000-200.000(Tahun 2014) dan agak sulit ditemui di pasar atau
online shop.
Film 110
Film ini sebenarnya baru dibangkitkan kembali oleh
Lomography baru-baru ini namun sudah sulit dicari keberadaannya. Jika adapun
film ini memiliki rate yang sangat mahal yaitu sekitar 120.000 per film dan
tidak semua lab proses bisa memprosesnya. Jadi untuk sekarang, film dengan
format 110 ini hanya ada dengan merk Lomography saja
Adapun dari format-format yang ada diatas, dibagi kembali
menjadi jenis-jenis film yang cukup beragam, Sebenarnya Cuma 2 jenis film yang
ada. Ya, ga konsisten sedikit gapapa. Biar agak panjang aja guide kali ini J
Color film
B & W Film
Udah sih 2 itu aja.
Terus kenapa susah banget buat para
pemula untuk memilih film? Kenapa banyak yang ga ngerti iso di film?
Menurut gue, salah satu penyebabnya adalah kebiasaan kita
yang telah dimanjakan oleh kehebatan kamera digital. Dengan fitur auto, kita
hanya tinggal jepret tanpa harus memikirkan iso yang dipakai.
Gue disini ga perlu menjelaskan iso secara detail, karena
pada dasarnya setiap photographer memang harus mengerti dasar dari Segitiga
Photography yaitu ShutterSpeed, Diafragma dan ISO. Secara garis besar, iso
adalah sensitivitas film dalam menangkap cahaya. Udah tau dong system film
adalah menangkap cahaya yang diatur jumlah cahayanya oleh shutter speed dan
diafragma. Nah, iso itu tingkat sensitifitasnya. Semakin tinggi iso, semakin
sensitiflah filmnya seperti wanita yang sedang PMS. Sebagai contoh, ISO 100
dipakai di suasana outdoor dan iso 1600 dipakai dalam keadaan lowlight.
Adalagi yang perlu diperhatikan dalam memilih film, yaitu
tipe dan expired date.
Tipe film disini adalah negative film dan positive film.
Positive film ini adalah jenis film yang sudah mulai jarang dan berbeda cara
dan cairan pencucian untuk prosesnya. Maka untuk sekarang, biasanya para
lomografer mengakalinya dengan crossprocessing yaitu mencuci film positif
dengan cairan proses film negative. Hasil yang didapat bisa dibayangkan tonal
warna yang lari kesana kesini huff huff huff. Warna warnanya bisa hijau biru
merah bahkan ungu :p
Setiap film, dibuat dengan proses kimia yang gue sendiri
gatau. Dan selayaknya kimia, pasti punya expire date aja. Kebayang kan kalo makanan
expired? Sama aja prosesnya dengan film. Ada beberapa makanan yang masih aman
dikonsumsi dengan hati-hati pada waktu expire yang baru sebentar. Sedangkan
makanan yang telah expired lama akan menjadi basi, bau dan menyebabkan efek
yang tidak seharusnya jika dimakan. Demikian pula dengan film. Sepengalaman
pribadi, film yang memiliki waktu expired lewat 1-3 tahun masih aman untuk
digunakan. Beberapa mungkin sudah menunjukan pertanda perubahan warna. Namun
cobalah pakai film yang sudah berusia 10th keatas. Ada beberapa
kemungkinan yang terjadi. Diantaranya adalah tidak dapat menangkap cahaya lagi
atau perubahan warna yang drastis.
So, telitilah dalam membeli dan memakai film, gunakan
film-film sesuai dengan fungsi dan kegunaanya. Tidak ada salahnya untuk mencari
tahu jenis-jenis film lebih detail dan mempelajarinya :D
Selamat mencari film, Lomo On!
Written by Andyka Setiabudi
"Seorang lomographer dengan aliran sesukanya, yang penting moto, yang penting ngumpul"
For Question and Answer a.k.a TanyaTanyaGemes :
E-mail : ki9ler@gmail.com
Facebook : Andyka Setiabudi
Twitter : @dikartlens
Instagram : Dikartlens
LomoHomes : http://www.lomography.com/homes/artlens
#Sekian
No comments:
Post a Comment